Minggu, 7 November 2010, hari ke-13 letusan Gunung Merapi yang terkenal aktif tersebut. Saya bersama adik-adik ipar sengaja untuk melihat kondisi sekitar lereng Gunung Merapi. Kebetulan adik ipar saya yang tinggal di sekitar Jalan Kaliurang KM 13 bercerita bahwa tempat tinggalnya sudah di blokir dan disarankan untuk dikosongkan.
Saya tinggal di Jalan Kaliurang KM 8 yang relatif lebih aman. Menurut Darman Jalan Kaliurang KM 12 sudah ditutup dan dijaga aparat kepolisian. Berarti itu sekitar jalan menuju ke Pondok Pesantren Sunan Pandanaran. Disitu juga ada Soto Sapi yang cukup enak. Soto Sapi Sorgapuro namanya. Sepertinya Sorgapuro berasal dari nisor gapuro yang artinya bawah gapura.
Tadi sekitar dusun Cumplrit desa Sardonoharjo yang berada di sekitar Jalan Kaliurang KM 10 masih banyak masyarakat yang beraktifitas seperti biasa. Padahal menurut jarak udara desa Sardonoharjo berjarak sekitar 18 KM dari puncak Gunung Merapi. Toko-toko kelontong masih melayani pelanggannya dengan baik. Pak Tani masih membajak sawah.
Turun sedikit menuju Pasar Rejodani sekitar Jalan Tentara Palagan KM 10 juga masih terlihat orang bertransaksi di toko. Walaupun ada polisi yang berjaga-jaga dengan motor baru Kawasaki KLX Pasar Rejodani tampaknya ada kios yang buka. Jadi saya menyimpulkan bahwa masyarakat sekitar lereng Gunung Merapi tidak perlu ditakuti dengan pemberitaan yang menakutkan. Kami sebagai rakyat lereng Gunung Merapi butuh "adem-adem ati" tentang kondisi Gunung Merapi bukan "ditakut-takuti" dengan adanya berita.
Secara tidak langsung psikologis kami rusak dengan pemberitaan. Orang tua kami yang sudah tua dan lokasi jauh dari Yogyakarta tentunya kaget dan sangat khawatir dengan kondisi seperti ini. InsyaAllah kami sabar dan tabah menunggu proyek keseimbangan alam oleh Gunung Merapi. Tentunya semuanya disikapi dengan bijaksana dan tetap tenang serta waspada.
Comments
Post a Comment